Sigap86.id | Lampung Timur — Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga almarhumah Wasinah, pekerja migran asal Desa Hargomulyo, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Wasinah, yang bekerja di sektor perkebunan sayur di Jepang, meninggal dunia pada 24 April 2025 diduga akibat keracunan makanan.
Gerak cepat ditunjukkan Ketua Garda Buruh Migran Indonesia (GBMI) Lampung Timur, Muhammad Amir, yang pada Senin (12/5/2025) langsung mendatangi rumah orang tua almarhumah guna memastikan kondisi keluarga dan mendengar keterangan langsung terkait kronologi kejadian.
Edi Santoso, paman suami Wasinah, yakni Tukijo, menerangkan bahwa pasangan suami istri tersebut berangkat ke Jepang pada Juli 2023 melalui salah satu Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Desa Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah. Keberangkatan mereka diduga nonprosedural atau ilegal.
“Pada 24 April, saya mendapat kabar dari Tukijo. Ia mengabarkan bahwa istrinya meninggal dunia di Jepang setelah keduanya mengalami keracunan makanan. Mereka memasak kentang yang sudah berakar, setelah dimakan mereka berdua muntah-muntah. Sayangnya nyawa Wasinah tidak tertolong,” jelas Edi Santoso kepada Muhammad Amir.
Kini, pihak keluarga besar berharap pemerintah daerah bisa membantu proses pemulangan jenazah almarhumah ke Indonesia. Menurut perhitungan sementara, biaya yang dibutuhkan untuk pemulangan jenazah mencapai Rp100 juta.
Sejumlah organisasi seperti Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Solidaritas Perempuan Sebay Lampung (SPSL) telah mendatangi rumah duka untuk memberikan dukungan. Sementara itu, Komunitas Migran Islam Indonesia (KMII) di Jepang juga menggalang donasi dan telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp11 juta.
Menanggapi harapan keluarga, Ketua GBMI Muhammad Amir menyatakan pihaknya akan segera menyampaikan permintaan bantuan tersebut kepada Bupati Lampung Timur. “Kami akan upayakan secepatnya agar proses pemulangan jenazah bisa dibantu pemerintah,” tegasnya.
(Wahyu)
