Sigap86.id | Metro – Jumat malam (29/8/2025) menjadi mencekam di lingkungan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Metro. Dua pejabat aktif Pemkot Metro bersama dua rekanan proyek akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Jalan Dr. Soetomo, Metro Pusat.
Informasi yang dihimpun, mereka adalah RKS—mantan Kepala Dinas PUTR yang kini menjabat Kepala Disperkim—dan DH, Kabid Cipta Karya PUTR Kota Metro. Keduanya diduga menjadi otak permainan anggaran proyek strategis yang menelan biaya miliaran rupiah.
Tak hanya pejabat, dua rekanan proyek berinisial TW dan UJ juga ikut terseret. Keempatnya diamankan penyidik Kejari Metro sejak siang hari, kemudian digelandang ke kantor kejaksaan untuk menjalani pemeriksaan maraton.
Suasana di Kantor Kejari Metro berubah tegang sejak sore. Menjelang malam, tepat pukul 19.26 WIB, gerbang kantor ditutup rapat. Puluhan awak media yang sudah menunggu sejak awal langsung merapat ke pagar, berharap mendapat keterangan resmi. Namun hingga berita ini diturunkan, Kepala Kejari Metro belum memberikan pernyataan.
Meski begitu, sumber internal menyebutkan bahwa penetapan tersangka ini dilakukan setelah penyidik mengantongi bukti kuat praktik korupsi. Kasus ini sekaligus membuka tabir dugaan mafia proyek yang selama ini hanya jadi “rahasia umum” di kalangan kontraktor dan ASN Kota Metro.
Sekretaris Dinas PUTR Kota Metro, Herman Susilo, sempat terlihat mendatangi Kejari. Saat ditanya awak media, ia mengaku hanya mendapat kabar dari rekannya.
“Saya dikabarin Pak Ketut. Saya tidak tahu, cuma mau nengokin teman-teman. Saya tidak tahu,” ujarnya singkat sambil menutup mulut dengan masker.
Hingga pukul 20.17 WIB, para terperiksa masih berada di dalam gedung kejaksaan. Sementara itu, mobil tahanan sudah siaga di halaman, menambah tanda-tanda bahwa malam itu akan berakhir dengan babak baru: penahanan pejabat dan rekanan proyek dalam kasus korupsi yang mengguncang Kota Metro.
